Home Travel Great Wall, Inilah Tembok Besarnya Bukittinggi

Great Wall, Inilah Tembok Besarnya Bukittinggi

8 min read
0
0
141

Kemegahan dan keelokan Great Wall Bukittinggi | Foto Rizka Wahyuni/AIJ

Asmarainjogja.id-Matahari sudah mulai merangkak naik di ufuk timur, udara Kota Bukittinggi dengan ramah menyapa pagi ini. Dengan langkah pasti saya beranjak menuju salah satu objek wisata yang cukup terkenal di Bukittinggi. Kali ini menikmati perjalanan dengan berjalan santai. Saya memilih berjalan kaki sebab lokasi tujuan wisata yang akan dikunjungi tidak begitu jauh dari penginapan.

Sesekali keramaian jalanan raya sudah mulai menggeliat, sebab masih dalam suasana lebaran. Kota Bukittinggi merupakan salah satu kota yang ada di Sumatera Barat yang cukup terkenal. Baik itu kebudayaannya, objek wisata dan wisata kulinernya yang terkenal lezat. Maka tak heran setiap hari di padati oleh pengunjung. Baik itu pengunjung domestik atau wisatawan asing. Kaki terus melangkah menelusuri setiap jalan yang tertata apik. Kali ini saya akan berkunjung ke Great Wall ala Bukittinggi atau Tembok Cinanya Indonesia.

Sekitar 10 menit perjalanan, saya sudah sampai di simpang menuju Great Wall.  Jalanan yang menurun, disamping kiri dan kanan ada tebing yang mengapit dan di tumbuhi tumbuhan liar. Suasanan sejuk sudah mulai terasa. Sungguh saya sangat rindu dengan suasana sejuk seperti ini. Sudah setahun tidak menginjakkan kaki di Kota Bukittinggi. Ada kerinduan yang tak dapat di ungkapkan.

Dari simpang tersebut menuju tugu peresmian Great Wall Bukittinggi memakan waktu sekitar 5 menit. Sampai di tugu peresmian Great Wall tersebut, saya duduk sebentar sambil beristirahat sejenak melepas lelah. Ada bapak pedagang minuman yang menawarkan minumannya kepada saya. Di pintu masuk ada sekitar tiga lapak penjual minuman. Saya tidak membeli minuman, karena sudah membawa  minuman dari rumah.

Tips jika ingin ke Great Wall atau tembok raksasa ala Bukittinggi, yaitu jangan lupa membawa minuman sebab panjang tembok raksasa ini lebih kurang 1 km, dan jangan memakai sepatu high heel khususnya pada kaum hawa. Sebab great wall atau yang di gadang-gadangkan sebagai tembok besarnya Cinanya Indonesia ini memiliki ribuan anak tangga, dan memiliki derajat kemiringan sekitar 45 derajat. Entar mau gaya, eh.. malah menderita, hehhehe.

Sempat saya mengobrol  sebentar dengan bapak pedanga, beliau bilang, “Tembok Raksasa ini di bangun pada tahun 2013. Selain mengunakan APBD pembangunan Great Wall ini juga didanai oleh sumbangan anak rantau asli Sumatera Barat. Makanya, Nak kalau masuk disini tidak bayar,” ujar bapak penjual minuman tersebut.

gazebo khas minangkabau

Gajebo ala Minangkabau di Great Wall | Foto Rizka Wahyuni/AIJ

Setelah letih hilang dan merasa segar kembali, saya melanjutkan perjalanan. Jalanannya terbuat dari batu yang tersusun rapi. Menghirup udara yang segar dan disuguhkan pemandangan yang masih asri. Hijaunya persawahan  yang membentang, lalu ada gazebo berbentuk khas rumah adat Minangkabau menambah keindahan.

jembatan gantung

Jembatan Gantung menuju Great Wall | Foto Rizka Wahyuni/AIJ

Akhirnya saya sampai pada sebuah jembatan gantung penghubung daerah Koto Gadang, Kabupaten Agam.

Pada jembatan gantung ada tulisan : Max 10 orang. Jalan satu persatu. Jembatan gantung tersebut terbuat dari kayu pada lantainya, dan pada pegangannya terbuat dari kabel  yang cukup besar ukurannya. Sebenarnya saya agak takut untuk melaluinya, sebab jembatanya bergoyang-goyang menciutkan nyali. Akhirnya saya beranikan diri untuk melewatinya.

jembatan gantung

Pengunjung yang sedang menyebrang di Jembatan Gantung | Foto Rizka Wahyuni/AIJ

Berada di tengah-tengah jembatan gantung, mata saya dimanjakan dengan keindahan Ngarai Sianok yang begitu eksotis. Batang sianok dalam bahasa Indonesia berarti Sungai Sianok, seperti ular yang berjalan. Keindahan alam yang tak ada duanya. Di sini banyak pengunjung yang mengabadikan keindahan dengan ber-selfy ria.

Ngarai Sianok

View Ngarai Sianok dari Jembatan Gantung | Foto Rizka Wahyuni/AIJ

Sampai di ujung jembatan gantung mata saya terus tertuju pada Ngarai sianok yang begitu memukau. Setelah melewati jembatan, saya melalui anak tangga pertama dari Great Wall. Masih ada puluhan anak tangga di depan sana yang siap menanti.

Tangga great wall

Seekor kera tampak di atas tangan anak tangga | Foto Rizka Wahyuni/AIJ

Hari ini banyak sekali pengunjung yang datang. Tembok yang kokoh dan indah memanjang dengan gagah. Maka tak heran disebut juga Tembok Besar Cinanya Indonesia. Berada disini rasanya saya seperti di Tembok Besar Cina.

great Wall

Anak tangga di Great Wall Bukit Tinggi   | Foto Rizka Wahyuni/AIJ

Menoleh kebelakang terlihat   berjajar dengan rapi tembok yang kokoh. Didepan saya ada seorang bapak yang sedang sibuk menyapu jenjang tangga yang diseraki dedaunan. Sebab di sisi kiri dan kanan dari Great Wall merupakan perbukitan yang di tumbuhi tanaman hutan. Kita bisa menemukan kawanan monyet hutan yang bermain-main di tepi tembok. Terkadang pengunjung juga sering memberi makanan pada monyet tersebut, seperti kacang kulit.

Akhirnya saya sampai juga di tangga terakhir. Daerah ini disebut Koto Gadang, Kabupaten Agam. Disini banyak juga para penjual minuman. Ada beberapa deretan pondok-pondok untuk beristirahat. Saya berkeliling-keliling sebentar menikmati keindahan alam  dan menghirup aroma udara yang segar. Rindu saya terbayar sudah, puas bisa menikmati Great Wall Bukittinggi. Dengan segala keindahan alamnya yang menenangkan.[]

Penulis :  Rizka Wahyuni

Rizka Wahyuni

Baca juga: 

  Gabung di media kami: Google+  Fanpage  Facebook  Twitter  YouTube 

 

Load More Related Articles
Load More By admin
Load More In Travel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *