Home Belajar Menulis Menjadi Penulis Serba Tahu Seperti Tereliye dan Asma Nadia

Menjadi Penulis Serba Tahu Seperti Tereliye dan Asma Nadia

6 min read
0
0
78

Asma Nadia | Foto via Fanpage

Asmarainjogja.id – Bagi yang awam di dunia penulisan akan terkejut jika menilai seorang penulis itu serba tahu. Berbagai tema tulisan dituliskan dengan sempurna, enak dibaca, mudah dimengerti, dan memberikan pesan yang kuat dalam tulisannya.

Apakah kita sadar seorang penulis itu serba tahu? Sebenarnya penulis juga manusia, namun karena hobinya memang menulis, jadi semua yang ia tahu akan dituliskannya pula. Oleh sebab itulah, seorang penulis disebut juga orang yang serba tahu. Pengetahuannya tentang suatu hal, jika tidak diluapkannya dalam sebuah tulisan, ada yang mengganjal di hatinya, rasanya itu hari ini belum benar-benar sempurna.

Begitulah sejatinya seorang penulis. Coba perhatikan novelis tercinta kita yang dua ini, yaitu Tereliye dan Asma Nadia. Mereka adalah di antara novelis Indonesia yang tak hanya menulis novel saja, namun berbagai isu sosial ditengah-tengah masyarakat diulasnya. Kalau Tereliye biasanya menulis di fanpagenya, sedangkan Asma Nadia di resonansi Republika.

Selain penulis itu menciptakan karya-karya maha apiknya, penulis memang seharusnya peduli dengan lingkungannya, negaranya, dan agamanya. Semua itu ditujukan agar umat manusia menjadi lebih baik lagi. Ketika ada kasus yang memanas di tengah-tengah Indonesia, seperti: LGBT, reklamasi, dan pemerkosaan yang beberapa bulan lalu, membuat geram dua novelis kesayangan kita ini. Bahkan fanpage resmi Tereliye sempat diblokir oleh facebook, karena tulisannya yang tajam mengenai LGBT.

Seorang penulis besar saat ini bukan mendadak muncul ke permukaan, bukan pula mendadak terkenal, apalagi langsung best seller setiap karya-karyanya. Tapi sejak dulu, dulu sekali mereka sudah menulis. Rasa kecintaannya terhadap sastra, sejak anak-anak, seperti halnya Asma Nadia. Membaca sudah jadi napas baginya ketika masih di bangku sekolah dasar, tanpa disuruh, seperti anak-anak zaman sekarang. Karena membaca itu pula pengetahuan dan pemahamannya semakin mantap dalam setiap karyanya ketika masih di bangku Sekolah Dasar.

Bayangkan ketika masih Sekolah Dasar saja Asma Nadia sudah melahirkan cerpen. Jadi tak heran, jika saat ini ia melahirkan novel yang bagus, diangkat ke layar lebar pula. Nah, kita waktu Sekolah Dasar dulu pada sibuk apa, ya?

Kalau riwayat dan latar belakang Tereliye tidak begitu jelas, karena novelis yang satu ini memang tidak terlalu terbuka dalam hal itu. Bahkan juga ia tak suka familiar atau dipuja-puja, sampai-sampai difoto juga tidak suka. Hal  itu saya ketahui saat mengikuti seminar penulisannya beberapa tahun lalu. Namun yang pastinya, Tereliye sejak di bangku perkuliahan sudah menuliskan berbagai permasalahan yang memanas di negeri ini, tulisannya dimuat di harian Kompas pada masa itu.

Membaca adalah kuncinya pengetahuan. Jika ditanya dengan penulis siapa saja, bagaimana menjadi seperti mereka? Tentu salah satu jawabannya adalah membaca. Membaca adalah suatu ritual penulis yang tak bisa dipisahkan dengan menulis. Jangan pernah bermimpi menjadi seorang penulis hebat, jika membaca saja malas.

Dari membaca itu perbendahaaran kata kita semakin bertambah, berbagai kosa kata yang belum pernah didengar pun bisa ditemukan saat membaca. Berbagai informasi dan wawasan juga kita dapatkan saat membaca. Tak hanya sampai di situ, karena membaca pula komunikasi kita baik dan lancar. Tak heran jika menulis itu bagi seorang penulis handal seperti berbicara, cepat dalam menuliskannya, dan mengalir deras tanpa henti.

Selain membaca, seorang penulis itu sangat sensitif pada lingkungannya, kejadian-kejadian yang ia lewati pun menjadi perhatiannya secara serius. Itu pula kenapa penulis seperti Tereliye dan Asma Nadia kerap menulis persoalan hangat yang terjadi di tengah-tenga masyarakat.

Bagi yang sedang belajar menulis tentu ingin sekali seperti mereka, kan? Menulis berbagai persoalan kemanusiaan yang terjadi pada negeri ini, mengetahui banyak hal untuk dituliskan sebagai renungan, dan solusi atas permasalahan yang mendera negeri tercinta kita. Kalau serius ingin menjadi novelis seperti mereka, tekun membaca, gigih melatih skill menulisnya, dan terakhir peka terhadap kejadian-kejadian di depan mata.[]

Penulis:  Asmara Dewo 

Asmara Dewo

Baca juga: 

Yuk, gabung di Media Sosial kami!  Google+  Fanpage  Facebook  Twitter  YouTube

Load More Related Articles
Load More By admin
Load More In Belajar Menulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *