Home Wisata Jogja Pantai Greweng, Surganya Lokasi Camping di Gunungkidul

Pantai Greweng, Surganya Lokasi Camping di Gunungkidul

9 min read
0
0
191

Camping di Pantai Greweng | Foto asmarainjogja

Asmarainjogja.id – Tidak perlu bingung jika ingin mencari lokasi camping di Gunungkidul. Pantai Greweng adalah jawaban tepat bagi siapa saja mencari suasana beda camping ala pantai. Pegiat alam bebas seakan menemukan surganya saat camping di sana. Keindahan, keseruan, dan hipnotis alam, membuat lupa bahwa masih berpijak di bumi.

Pantai indah itu terletak di Desa Jepitu, Kec. Girisubo, Kab. Gunungkidul, Yogyakarta. Tiket masuknya juga ramah dompet, hanya Rp 5.000 per orang, untuk parkirnya Rp 5.000 per motor, dan uang kebersihan Rp 5.000 per tenda. Dibandingkan tempat camping lainnya di pesisir selatan Yogyakarta, Pantai Greweng tentu lebih murah.

Sabtu sore 26 Agustus 2017, kami berangkat dari Yogyakarta dengan motor. Perjalanan yang cukup jauh itu mengantarkan kami sampai di lokasi parkir sekitar pukur dua puluh.  Sebuah perjalanan yang sangat melelahkan. Untungnya semangat kami tak kendur, setelah beristirahat sejenak kami melanjutkan trecking berkisar 1 km. Oh, iya, kami juga tidak perlu repot-repot lagi mencari kayu bakar. Cukup mengeluarkan uang sebesar Rp 20.000 untuk mendapatkan 2 ikat kayu bakar kering.

Bulan sabit terang benderang di langit malam, bintang-gemintang pun tak mau kalah menampakkan keelokannya, sedangkan angina berdesau cukup kencang. Akankah mau hujan? Hmm, sepertinya tidak. Karena cuaca benar-benar cerah. Bisa jadi angin di sana memang kencang di saat malam hari. Kemudian kami membelah jalan gelap dengan alat penerang seadanya.

Melewati jalan setapak, kanan-kiri kebun sayur milik warga sekitar, kami juga banyak menjumpai kandang ternak di sana. Rute yang sulit itu adalah ketika melewati jalan bebatuan yang sangat cadas, batu-batu besar yang menjulang tinggi, sehingga kepala kami harus merunduk hati-hati. Melangkah lebih santai, napas ngos-ngosan, tenaga sudah terkuras habis, secuil surga itu pun mulai tampak dari kejauhan.

Terlihat di ujung sana cahaya lampu tenda, tanda kami sudah mendekati bibir Pantai Greweng. Cukup banyak yang camping di sana, jumlahnya sampai ratusan tenda. Ya, sepertinya Pantai Greweng semakin populer, bahkan menurut informasi, yang camping di sini sudah banyak dari luar kota, seperti dari Solo dan Bandung.

Tanpa babibu lagi kami buru-buru mendirikan tenda. Dua tenda yang kami dirikan itu biayanya Rp 35.000 per tenda, kami menyewanya di Yogyakarta. Sedangkan satu lagi milik teman yang hobi di alam bebas juga.

Setelah tenda berdiri dengan gagah dari gempuran angin pantai yang cukup kencang, kami menyantap makan malam yang sudah dibawa dari rumah. Begitu lahapnya kami makan, maklum saja, sejak di jalan tadi perut kami berontak ingin diisi. semakin malam ternyata semakin ramai, ada saja yang baru mendirikan tenda.

camping di Pantai Greweng

Kami menghangatkan tubuh di depan api unggun  | Foto Asmarainjogja

Deburan ombak semakin kencang, angin pantai terasa sejuk, benda-benda angkasa di atas sana pun tetap menyaksikan keseruan anak manusia di bibir Pantai Greweng. Tertawa, saling bercanda, bernyanyi diiringi petikan gitar tentu hal yang berkesan saat camping bersama teman. Rasanya memang kurang afdol jika tidak membuat api unggun. Ada jagung dan ubi jalar yang siap untuk dibakar. Meskipun perut kenyang, sepertinya aroma jagung bakar tak tertahankan lagi untuk digoda.

Untuk membuat api unggun pihak pengelola menyediakan alas yang dibuat dari seng, biayanya Rp 10.000. Jika yang camping di sana membuat api unggun tanpa alas, dan meninggalkan sisa arang pembakaran akan dikenakan denda sebesar Rp 50.000.

Di sini juga tidak perlu takut kehabisan air, ada warung yang menyediakan air tawar, dan itu gratis. Sedangkan untuk urusan kamar mandi dipungut Rp 2.000 per ember. Namun warung itu buka 24 jam hanya di hari-hari ramai saja, sedangkan di hari biasa sampai maghrib.

Badan terasa letih, mata sudah sayu, berkali-kali mulut menguap, lalu satu per satu kami masuk ke tenda menikmati alam mimpi. Api unggun berlahan padam. Hanya terdengar suara gemuruh ombak dan suara bising yang begadang sampai pagi.

Tanpa terasa waktu berputar begitu cepat, sang mentari menyembul dari langit timur. Perlahan hari semakin terang benderang, dan udara terasa semakin sejuk saat di pagi hari. Perut kembali kosong, memang sepertinya makan salah satu kebahagiaan saat camping. Jadi kami memutuskan untuk memasak mie instan.

Sembari menunggu teman yang belum bangun, aroma bumbu mie berkuah terasa sedap menusuk hidung. Benar-benar menggugah selera. Lagi-lagi kami menyantap makanan dengan penuh ceria, sambil   bersenda gurau satu sama lain. Minuman hangat juga tak lupa disuguhkan di menu kecil sarapan kami.

Padusi Hijab

Oline dan Sarlin, hijab by Padusi Hijab  | Asmarainjogja

Hari semakin siang, terik matahari kian garang. Waktu yang tepat merendamkan diri di pantai. Ahaaa! Tanpa banyak berpikir kami berlari di atas pasir putih menghadang ombak samudera hindia. Air pantainya begitu jernih, karang terlihat jelas di dalam sana. Tumbuhan laut tampak begitu menggemaskan, rasanya tangan ingin menggenggamnya.

Pantai Greweng

Ridho bersalto di atas pasir putih | Foto Asmarainjogja

Hanya saja tidak begitu bebas mandi di sini, sebab banyak karang. Jadi kami harus hati-hati saat bermain air di sana. Sesekali tubuh kami juga terpental dihantam derasnya ombak Pantai Greweng, dan itu sungguh seru sekalinya. Sepertinya kami menjadi bocah yang rindu masa kecil. Berbasah-basahan di pantai, salto sana-sini, bermandikan pasir tanpa harus malu-malu dengan pengunjung lainnya. [Asmara Dewo]

Baca juga:

Petualangan Seru ke Jembatan Ekstrem Pulau Kalong

Terpanggil oleh Keindahan Pantai Sedahan

Pantai Timang Sangat Populer di Negara Malaysia

Load More Related Articles
Load More By admin
Load More In Wisata Jogja

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *