Home Bisnis Suksesnya Kepemimpinan Jack Welch di General Elektrik

Suksesnya Kepemimpinan Jack Welch di General Elektrik

9 min read
0
0
178

Jack Welch | Foto Bloomberg

Asmarainjogja.id – Berkembang dan majunya sebuah perusahaan ditentukan oleh pemimpinnya. Begitu juga dengan bangkrutnya perusahaan, tentunya kesalahan dari kebijakan sang peemimpin. Banyak perusahaan maju di dunia disebabkan bagaimana seorang pemimpin perusahaan mengupayakan tenaga, pikiran, loyalitas, dan risiko hanya untuk mencapai misi dan visi perusahaannya.

Sebuah perusahaan General Elektrik (GE) menjadi contoh bagaimana memajukan perusahaanya. General Elektrik merupakan penggabungan dua perusahaan, yakni Edison General Elektric Company, didikan oleh Thomas Alva Edison pada tahun 1878, dan Thomson-Houston Elektric Company, didirikan oleh Elihu Thomson dan Edwin J.Houston pada tahun 1879.

Mulanya GE dikenal sebagai perusahaan listrik dan penerangan, namun di kemudian hari setelah perkembangannya mencakup bidang manajerial, teknologi, dan keuangan. Selain perusahaan tertua dan terbesar, GE juga sudah membuktikan konsistennya atas prestasinya melampui satu abad.




Dari berbagai pemimpin yang sempat menakhodai GE, Jack Welch disebut-sebut salah satu pembawa kesuksesan terbesar di GE. Dikutip dari buku The Jack Welch’Ways, menurut William E Rotchschild dalam bukunya The Scret To GE Succes, salah satu GE sukses karena kepemimpinannya.

Kesuksesan GE diramngkum dalam dalam kata sederhana, yakni LATIN. L = Leadership (kepemimpinan), A = Adaptability (kemampuan beradaptasi), T = Talent (berbakat), I = Influence (pengaruh), dan N = Network (jaringan kerjasama).

Dalam leadhership, GE tahu kapan memilih pemimpin yang tepat, tampil di waktu yang tepat, dan masa kepemimpinan. Adapatasi, GE selalu ingin berubah meski menjadi perusahaan nomor satu. Bakat, GE mengembangkan bakat sumber daya (SDM) manusia yang cakap dari dalam, dan mnginventasikan secara baik sistem pengelolaan SDM-nya. Pengaruh, GE tak sungkan jika beroposisi dengan pemerintah, atau bersinergi dengan organisasi buruh demi mencapai misi dan visinya. Jaringan kerjasama, secara konsisten dan disiplin menjalankan kebijakan dan sistem yang diterapkan.

Pada tahun 1981, Jack Welch menjadi CEO yang baru di GE. Ia menggantikan CEO lama, Reginald Jones, yang pada masa itu GE menjadi perusahaan yang membosankan, meskipun kuat secara keuangan. Di bawah kepemimpinan pria kelahiran 19 November 1935 tersebut, GE ingin menjadi perusahaan paling kompetitif di dunia. Tak heran, perubahan besar-besaran terjadi di perusahaan itu.

Sasaran utama Jack adalah para manajer. Mereka harus berubah, dari hanya sekadar mengendalikan, menjadi fasilitator yang mempermudah dan menyederhanakan tugas-tugas. Selanjutnya menghilangkan birokrasi dan hambatan yang ada agar mampu membawa GE berkompentsi dengan perusahaan lain.

Menurut seorang pengamat gaya kepemimpinan Jack Welch merupakan pemimpin korporasi terbesar abad 20. Dia lebih hebat karena membuat pardigma kontemporer baru untuk korporasi yang menjadi model abad ke-21.

Lalu apa yang menjadi kunci kesuksesan Jack Wech di GE? Atas pengakuan Jack, ia memiliki konsep tentang kepemimpinan, yaitu 4E. 4E itu adalah, energy, energize, edge, dan execution, sebagai konsep “Four E’s of GE Leadership”, empat E dalam kepemimpinan GE.




Pemimpin harus memiliki energi tinggi, mereka harus bisa mengenergikan orang-orang yang dipimpinnya menuju misi dan visi. Selanjutnya pemimpin harus tajam membuat keputusan, dan memiliki kemampuan secara konsisten mengekskusi keputusan tersebut. 

Jack berujar, “Sebelum Anda menjadi pemimpin, sukses adalah tentang membuat diri sendiri tumbuh dan berkembang. Ketika Anda menjadi pemimpin, sukses adalah tentang membuat orang lain tumbuh dan berkembang”. Bagi Jack, proses belajar harus ditanamkan bagi pribadi sendiri yang ingin menjadi orang sukses. Selanjutnya ketika sudah menjadi orang sukses, harus pula melahirkan pemimpin dan orang-orang sukses.

Pada tahun 1997, Buisness Week melakukan survei terhadap top 25 genearl manajemen recuieters, menanyakan kepada mereka adaftar eksekutif yang paling mungkin menjadi CEO pada perusahaan besar di lima tahun mendatang. Survei itu menunjukkan hasil bahwa lima dari para calon yang diajukan itu berasal dari GE.

Jack juga memiliki karakter keterbukaan, dan memberikan kesempatan kepadapara karyawan untuk memberikan ide, juga gagasan demi kesuseksan GE. Ide dan gagasan tersebut jika memang berkualitas akan ditindaklanjuti. Gabungan dari semua pendapat-pendapat dari bawahannya mampu menghasilkan sesuatu yang lebih baik, lebih baru, dan solutif.




Kata Jack suatu ketika, “Pemimpin yang baik selalu terbuka. Mereka mengelilingi organisasi, mereka menjangkau para karyawan. Mereka tidak memilih saluran yang sudah ada. Mereka bersikap informal. Mereka bersikap apa adanya di hadapan karyawan. Mereka membuka diri. Mereka tidak pernah bosan menceritakan kisah-kisah mereka”.

Di sisi lain, Jack juga disebut-sebut pemimpin yang berani mengambil risiko menjual beberapa perusahaan yang dianggap merugi, dan menjadi sosok pemimpin yang tega. Dia melakukan PHK besar-besaran pada karyawan GE, akibatnya Jack dihujani kecaman, caci maki, dan julukan-julukan negatif.

“Menyingkirkan atau mem-PHK pegawai tentu keputusan paling berat yang harus dihadapi pemimpin,” begitu kata Jack. Hal itu dilakukan semata-mata demi GE yang gesit, lebih sehat, kompetitif, dan semakin menguntungkan, yang selama ini dianggapnya GE begitu lamban.

Meskipun karyawan tersebut di-PHK, Jack tak serta merta melepaskan tanggungjawabnya begitu saja. “Kami memberikan uang dan rekomendasi yang bagus pada orang-orang yang kami PHK itu. Reputasi bagus GE juga membantu mereka cepat mendapat pekerjaan baru,” tulis Jack dalam biografinya.

Dalam hal prekrutan tenaga kerja, Jack mempunyai keunikan tersendiri. Ia mendapatkan orang-orang hebat di GE dari berbagai situasi dan tempat. Ada yang direkrut Jack saat bermain pimpong, ada pula saat kebetulan mobilnya rusak, Jack tertarik pada prinsip sang montir.

“Siapapun yang saya temui adalah bagian dari wawancara kerja,” begitulah kata Jack Welch menemukan orang-orang hebat. [Asmara Dewo]

Baca juga:

Kisah Jack Ma yang Menjadikannya Terkaya di Asia dan Dikagumi Dunia

Raksasa Tumbang, Pemain Cilik Mulai Terbang

Inilah Pentingnya Nama Brand dalam Bisnis

Lima Cara Ini yang Menaikkan Omzet Bisnis Saya




Load More Related Articles
Load More By admin
Load More In Bisnis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *