
Asmarainjogja.id-Jerinx, tak hanya bermodal tampan, ia juga punya otak yang liar (baca cerdas). Selain itu mahir memainkan musik, suaranya juga lumayan bagus. Siap berduel dengan siapa saja. Ini, kan, cowok banget?
Gagah, tidak letoy, sekujur tubuhnya yang berotot dipenuhi tatto. Plus tato konspirasi di dadanya, yang membuktikan dia tertarik mendalami teori liar tersebut.
Cewek-cewek yang sepemikiran dengan Jerinx tentu saja mengidolakannya. Tapi itu sebatas fans. Tidak lebih dan tidak kurang. Lelaki bernama asli I Gede Ari Astina telah berjodoh dengan perempuan berparas cantik Nora Alexandra. Mereka telah menikah pada 5 Oktober 2019 lalu.
Belakangan ini suami Nora tersebut ramai digunjing karena pernyataannya yang kontroversial.
Netizen yang baru mengenal penggebuk drum Superman is Dead itu menilai hanya mencari sensasi. Bahasa gaulnya pansos, agar lebih dikenal masrarakat luas. Tapi bagi yang sudah lama mengenal Jerinx tentu paham, sang Bad Boy itu memang punya caranya sendiri berjuang menurut idealismenya.
Jerinx adalah seorang Punker berdarah Bali. Punk berideologikan anarkisme. Yang kita tahu anarkisme adalah paham yang menolak sistem otoritas penguasa. Artinya Jerinx sejak menyeburkan diri pada perjuangan Punk, ia tahu siapa lawan mereka. Siapa lagi kalau bukan kaum penindas? Baik penindas lokal, nasional, maupun global.
Menolak tunduk dan melawan adalah iman terkecil bagi anak Punk. Jauh dari itu perjuangan mereka adalah mengimpikan kehidupan sama rata, sama rasa. Tidak ada ketua, tidak ada penguasa, dan tidak ada otoritas dalam bentuk apapun. Hidup saling memanusiakan manusia, humanisme dikedepankan dari bentuk apapun.
Baca juga:
Antara Pahlawan dan Transpuan, Belajar dari Kasus YouTuber Ferdian Paleka
Berdamai Menurut Tereliye dan Jokowi, Mana yang Konsisten?
1 Mei, Hari yang Paling Ditakuti Penguasa dan Pengusaha
Maka kita tak heran kenapa nyali Jerinx begitu berani melawan siapa saja di hadapannya, entah itu presiden, menteri, gubernur, dan para politikus borjuis yang sok merakyat. Kita tentu masih ingat bagaimana warga Bali menolak Teluk Benoa (reklamasi), jelas perlawanan sebesar itu juga dipengaruhi Jerinx. Dia punya pengaruh dan massa untuk tetap bertahan dan melawan.
Usia yang tak lagi muda, 43 tahun, Jerinx masih setia atas perjuangannya. Kita bisa bandingkan aktivis yang sudah berkepala empat sangat jarang masih turun di barisan rakyat. Ternyata usia bukan menjadi faktor menurunkan mental dan semangatnya, Jerinx malah semakin berapi-api. Sebagaimana kita tahu dia kerap mengatakan “Kuat Kita Bersinar”.
Dengan tidak mengurangi rasa hormat pada kawan-kawan Punker lainnya, Jerinx saat ini bolehlah disebut sebagai “Simbol Perlawanan Elit Global”. Meskipun di sana-sini terkadang ucapannya nyeleneh, menyakiti umat beragama, karena dia bilang agama merupakan salah satu teori konspirasi.
Terlepas dari itu semua, Jerinx tetaplah Jerinx, si Bad Boy dari Bali menantang dunia. Kita tetap respect dan mau memahami pendapat dan prinsipnya dalam hidup yang sebentar ini. Paling tidak Jerinx sudah membuktikannya, dia terus melawan dengan caranya sendiri.
Mungkin juga tahun-tahun esok, generasi yang akan datang, kita tidak akan pernah menjumpai sosok seperti Jerinx. Mengingat generasi sekarang kerjanya cuma nyinyir di media sosial dan rebahan di kamar. Gugup berliterasi, dan paling cepat berkomentar. “Bangsat!” begitu Jerinx membalas warganet yang sok tahu ekonomi dan politik.
Jerinx seorang legenda sejati. Musisi idealis yang tak bisa ditawar dengan angka. Kita masih ingat ketika rezim Jokowi ingin menggunakan lagu “Jadilah Legenda” sebagai ajang politiknya 2017 lalu. Dia menolak tegas dan tak sudi lagu itu dijadikan politik kaum borjuis. Meskipun ditawar satu milyar oleh Jokowi, “Saya bukan musisi istana,” tolak Jerinx.
Saat ini dia sedang bergerilya melalui berbagai media sosial untuk mengkampanyekan “Menolak tunduk pada WHO”. Bagi Jerinx Covid-19 yang terlalu dibesar-besarkan oleh media nasional maupun internasional merupakan teori konspirasi elit global.
“Semua media besar di dunia dikontrol oleh kekuatan yang sama. Lima kekuatan yang besar itu memiliki ratusan anak perusahanan untuk menciptakan ilusi masyarakat,” kata Jerinx saat menjadi narasumber di acara Kompas TV, Kamis, 7 Mei 2020.
Jerinx juga berani mengatakan bahwasanya teori konspirasi Covid-19 ini didalangi oleh Rockfeller dan Bill Gates. Pengusaha itu mampu membuat kebijakan terhadap WHO, yang mana organisasi kesehatan PBB itu menjadi panduan kesehatan di seluruh dunia. Termasuk Indonesia. Oleh sebab itu pula dia mengimbau kepada seluruh rakyat Indonesia untuk tidak patuh terhadap perintah WHO terkait pandemi corona ini.
Sekarang kita bisa menelusuri lagi apakah benar apa yang dibilang Jerinx atau hanya halusinasinya saja. Sebagaimana orang-orang mencemooh Jerinx yang gencar sekali mengatakan Covid-19 adalah teori konspirasi.
Ahmad Dhani, yang dipanggil Jerinx Mas Botak itu juga setuju jika Covid-19 adalah teori konspirasi. Hanya saja pentolan Dewa 19 itu tidak sepakat kalau agama adalah bagian teori konspirasi. Menurut Dhani agama berjalan secara alami, begitu murni.
Pun begitu juga dengan Ustadz Felix Siauw yang membantah bahwa agama adalah teori konspirasi. “Tidak semua hal yang tidak bisa dibuktikan secara ilmiah itu tidak ada,” kata Ustadz berdarah Tionghoa tersebut.
Si Bad Boy dari Bali melawan dunia semakin menarik perhatian netizen saja, tak terkecuali akun YouTube Macan Idealis yang menantang berdebat. Tapi Jerinx tidak begitu tertarik, karena saat ini ia masih menunggu berdebat dengan Ahmad Dhani.
Bukan namanya netizen Indonesia jika tidak nyinyir dan provokator. Banyak akun yang berkomentar di akun Instagram Jerinx, yang mengatakan Jerinx takut berdebat dengan Vasco Resaimy, pemilik akun YouTube Macan Idealis. Jerinx hanya menjawab ingin berdebat langsung tatap muka, biar sekalian batang lehernya…
Dasar si bad boy! Selamat berjuang, Bli! Rakyat tertindas mendukungmu! Oh, iya, jangan nyeleneh lagi, Sattt! [Asmara Dewo]
Baca berikutnya: Inilah Cara Jerinx Menguraikan Teori Konspirasi Covid-19 di Kompas TV

Undang-Undang Minerba Versus Kekuatan Masyarakat - Asmara in Jogja
Mei 13, 2020 at 10:43 pm
[…] Jerinx, si Bad Boy dari Bali Menantang Elit Global […]