
Asmarainjogja.id-Puluhan massa aksi KPR (Kesatuan Perjuangan Rakyat) berkumpul di Alun-Alun Utara Yogyakarta untuk melakukan aksi dalam tema “Rakyat Bersatu & Bergerak Lawan Rezim Penindas Rakyat”. Selanjutnya pukul 11.00 WIB, aksi massa dari berbagai DPD KPR di Indonesia itu melakukan long march menuju Titik Nol Yogyakarta. Sembari menyanyikan lagu-lagu perjuangan, derap langkah aksi massa itu berhenti ke titik aksi.
Korlap Mulyadin menginstruksikan ke aksi massa untuk membentuk lingkaran. Aktivis muda itu pun memulai orasi memberikan semangat ke aksi massa. Tak lupa yel-yel, “Kapitalisme hancurkan!” menggema di antara knalpot kendaraan yang melintas di area strategis Kota Istimewa itu.
Korlap aksi juga berorasi tentang bagaimana kondisi di wilayah Yogyakarta dan Nasional. Kemudian ia memanggil setiap perwakilan DPD KPR untuk menyampaikan orasi politiknya. Dari setiap orasi yang disampaikan itu tampak permasalahan yang sama adalah bagaimana sistem kapitalisme masih bercokol di Indonesia.
Para perwakilan DPD KPR itu juga menyampaikan berbagai permasalahan di daerahnya, seperti di agraria, yaitu perampasan lahan. Selanjutnya permasalahan buruh, seperti Upah Murah, PHK sepihak. Dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan perusahaan-perusahaan tempat mereka dieksploitasi.
KPR tak luput menyikapi Perppu No. 2 Tahun 2022 tentang Cipta kerja. KPR menganggap Perppu itu sebagai akal-akalan rezim Jokowi-Amin untuk mengundang investor di Indonesia. Dan membuat sistem ketenagakerjaan semakin buruk. Sebagai contoh, sistem pengupahan yang tidak jelas, PHK tanpa pesangon, Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang tidak ada batasnya, sistem outsourcing yang semakin meluas, dan lain sebagainya.
Selain itu unsur Ormas Masyarakat yang tergabung di KPR, seperti FPBI (Federasi Perjuangan Buruh Indonesia), BMI (Barisan Masyarakat Indonesia), SMI (Serikat Mahasiswa Indonesia) juga turut menyampaikan permasalahan di sektor mereka masing-masing.

Ketua Umum KPR Herman menyerukan agar setiap anggota bersama rakyat melakukan kerja strategis membangun persatuan, dan mencicil perjuangan partai massa rakyat.
“Rakyat tidak akan pernah diam atas sistem kapitalisme yang dibangun oleh rezim. Maka kita harus menjemput rakyat yang selama ini diabaikan oleh elit politik yang berkuasa selama ini. Dan KPR bersama rakyat harus bersatu membangun partai alternatif yang bisa mewakili rakyat Indonesia yang sesungguhnya. Karena selama ini rezim berganti rezim setelah Orde Baru tidak membuat perubahan yang signifikan terhadap bangsa,” ujar Herman, Senin, 30 Januari 2023.
Herman juga menyinggung permasalahan rakyat, “Rakyat sebenarnya sadar terjadinya penindasan yang terjadi dalam hidupnya. Tetapi mereka tidak berani menyuarakan apa yang dirasakannya. Oleh sebab itu KPR harus bersama rakyat untuk berjuang bersama.”
“Perjuangan ini bukan sehari dua hari, kawan-kawan, bukan hanya semata-mata masih di organisasi. Perjuangan panjang yang disusun dengan semangat revolusioner,” Herman berpesan pada massa aksi.
Aksi massa itu ditutup oleh Kordum Ferry TR untuk menyerukan membangun serikat-serikat di sektor pertanian, perburuhan, nelayan, dan lain sebagainya ke massa luas Yogyakarta. Dia juga mengaku selama ini perjuangan-perjuangan serikat selalu kalah dalam perjuangannya.
“Bangun Serikat Buruh di kota ini! Bangun Serikat Buruh di mana buruh paling ditindas di Indonesia! Bangun Serikat Buruh, di mana buruh dengan upah paling rendah di Indonesia! Kami percaya rakyat di Yogyakarta adalah rakyat pejuang. Rakyat yang telah terbukti berjuang, sebagaimana kemerdekaan 45 tidak terlepas dari perjuangan rakyat Yogyakarta.
Ferry juga mengingatkan ke massa luas bahwa gedung-gedung di Titik Nol merupakan bukti sejarah bagaimana perjuangan rakyat Yogyakarta mengusir Kolonial Belanda.

“Mari kita buktikan agar rakyat Yogyakarta bisa merebut kesejahteraan bersama,” kata Ferry.
Kemudian Ferry membacakan tuntutan aksi itu untuk mewakili seluruh perwakilan DPD KPR di Indonesia.
- Cabut Perppu No. 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja;
- Berikan jaminan kesehatan yang layak;
- Wujudkan pendidikan gratis, ilmiah, demokratis, dan bervisi kerakyatan;
- Nasionalisasi aset-aset vital oleh negara;
- Bangun industrialisasi nasional di bawah kontrol rakyat;
- Laksanakan reforma agraria sejati;
- Tolak pertamabngan di KBAK Gunung Sewu;
- Berikan hak berkumpul, berekspresi, berserikat, dan berpendapat antar masyarakat;
- Naikkan Upah Minimum Provinsi DIY!
- Bangun persatuan gerakan rakyat menuju partai massa rakyat!
Penulis: Redaksi
Baca juga:
Tidak Ada Serikat Buruh, Tidak Ada Kesejahteraan